Micro Cyber 2 - Seorang sahabat merupakan sebuah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT, dan merupakan sosok yang sangat penting dalam kehidupan setelah kedua orang tua kita. Yang dimana dengan sahabat kita dapat saling memberi motivasi, mebimbing, saling mengarahkan kearah yang benar jikalau salah, dan masih banyak lagi. Tetapi menjaga persahabatan tidak semudah dengan apa yang kita bayangkan sob. Misalkan pada jaman sekarang ini yaitu jaman yang sudah modern, bisa saja persahabatan akan hancur hanya dikarenakan oleh iming-iming duniawi atau kepentingan dunianya. Membangun sebuah persahabatan sejati itu sepertinya terlihat sulit, tetapi jika dilakukan bersama dengan rasa kerjasama, kepercayaan, dan kepedulian kepada sesama pasti akan terasa mudah. Dan sahabat sejati ialah yang senantiasa menasehati dan mengarahkan kita ke jalan yang benar jikalau kita khilaf/ berbuat sesuatu yang salah dengan penuh keikhlasan dan walaupun harus dengan pengorbanan yang sangat besar. Bisa di ibaratkan pula sebagai satu tubuh misal yang akan merasakan sakit dan jika tubuh yang lain tersakiti, itulah arti sahabat sejati dalam ukhuwah islami. Kemudian jika sahabat itu adalah tangan, maka tangan itu akan menggunakan segala kemampuan untuk melindungi anggota tubuh yang lain, walaupun darah tertumpah menjadi taruhan. Seperti halnya bunyi hadits dibawah ini :
“Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lain.” (HR. Bukhari – Muslim).
“Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam.” (HR. Muslim).
Sahabat sejati juga harus mengerti adab dan etika dalam sebuah ukwah islami. Seperti tidak mencela, tidak berperasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan seseorang, tidak menggunjing kekurangan dan keburukan orang lain, begitu pula tidak memanggil dengan gelar atau panggilan yang buruk. Karena biasanya anak jaman sekarang itu sering mengganti-ganti nama teman atau bahkan sahabatnya sendiri dengan panggilan yang tak sepantasnya diucapkan, karena juga sebuah ucapan itu adalah sebuah do’a dan nama merupakan sebuah gelar paling istimewa dan sebuah do’a dari orang tua untuk anaknya. Jikalau memanggil dengan gelar buruk sama saja dia tidaklah mencintai sahabatnya, karena mencintai sahabat diibaratkan seperti kita mencintai diri sendiri. Seperti bunyi hadits dibawah ini :
“Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).
“Seorang Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menzaliminya, merendahkannya, menyerahkan (kepada musuh) dan tidak menghinakannya.” (HR. Muslim)
“….Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (pangilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. al-Hujuraat: 11-12).
Selain itu, seorang sahabat juga sebaiknya telah mengerti tentang ajaran-ajaran agama, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan seperti itu dia akan mengetahui banyak hal untuk mengarahkan kita menjadi lebih baik dan InsyaAllah dia adalah seorang sahabat sejati ...
Seperti bunyi hadits dibawah ini :
“Sebaik baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik baik jiran di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya.” (HR. Al-Hakim)
Kemudian seorang sahabat sejati tidak akan membicarakan dan mengumbar keburukan sahabatnya, ataupun menyakitinya. Tetapi dia akan menjaga dan menutupi aib-aibnya, karena dia tahu jikalau surga adalah balasan dari Allah yang tepat atas perbuatanya dan seorang sahabat sejati juga tidak akan segan untuk melepas tali persahabatan. Seperti hadits dibawah ini :
“Tidaklah seseorang melihat aib saudaranya lalu dia menutupinya, kecuali dia akan masuk surga.” (HR. Thabrani)
Kita juga harus tetap berhati-hati dalam memilih seorang teman ataupun sahabat, karena banyak diantara mereka yang hanya mempermainkan kita dan mungkin akan terpengaruh dengan hal lain karena kurangnya iman dalam dirinya. Lalu Bagaimana Sih Cara Memilih Teman dan Sahabat ?
Kita bersihkan hati dulu, jangan terpancing dengan suasana. Maksudnya? Maksudnya begini sob, saat kita nongkrong dijalan kita bertemu dengan seseorang lalu berkenalan dan kita menceritakan curahan hati yang bersifat pribadi kepada orang yang baru kenal tadi pada saat itu. Apakah sobat yakin orang yang baru kenal tadi akan menjaga rahasia baik-baik? Jawabnya Belum tentu, maka dari itu kita harus mengetahui kepribadiannya, sikap dan sifatnya, ketaatan dalam beribadah, rasa manusiawi, dll. Kemudian dalam Islam, faktor memilih teman atau sahabat amat dititik-beratkan. Hubungan persahabatan adalah hubungan yang sangat mulia, kerana kawan atau sahabat berperanan dalam membentuk personaliti individu. Oke saya memiliki beberapa tips untuk memilih teman atau sahabat yang insyaAllah bisa menuntun kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
- Pilihlah sahabat yang suka melindungi sahabatnya – Bisa kita lihat jikalau saat kita diolok-olok orang lain, lalu sahabat kita membela dan melindungi kita dalam keadaan apapun.
- Pilihlah sahabat yang berjiwa manusiawi – Bisa diumpamakan jika kita berniat membantu memberikan sesuatu untuk menutupi kekuranganya, maka dia akan bersikap terharu, bersyukur, dan dianggapnya berguna.
- Pilihlah sahabat yang memiliki loyalitas tinggi – Jadi seorang sahabat tidak akan menghitung-hitung dalam membantu entah dalam keadaan bagaimanapun. Begitu juga seorang sahabat akan patuh jika dinasehati oleh siapapun dan taat, entah dalam agama, atau yanglain sebagainya.
- Pilihlah sahabat yang mengerti tentang agama – Karena dengan mengertinya tentang ilmu agama seperti agama Islam, maka dia akan mengerti mana yang benar dan mana yang salah dalam mengingatkan kita.
- Pilihlah sahabat yang jikalau engkau berkata, ia suka membenarkan ucapan dan bukan selalu mempercayainya saja. Jikalau engkau mengemukakan sesuatu persoalan yang berat dia suka mengusahakannya dan jika engkau berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk kepentinganmu.
Seperti halnya contoh bunyi hadits dibawah ini :
“Wahai orang yang beriman! Bertakwalah dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang bersifat benar.” (Surah at-Taubah, ayat 119)
Pendek kata sahabat boleh menentukan corak hidup kita. Justru, jika salah pilih sahabat kita akan merana dan menerima padihnya. Selari dengan hadis Rasululah SAW yang bermaksud,
“Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Daud)
Nah, itulah kiranya sedikit informasi dan makna seorang sahabat sejati dalam ukhuwah islam, kemudian ada pula pepatah Melayu mengatakan, “Berkawan biar seribu, berkasih biar satu.” Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk pembaca artikel ini. Sekian dan Timakasih~
0 komentar:
Posting Komentar