Hipotesis |
A. Landasan teori
Hipotesis yang akan dibuat harus didasarkan pada kerangka berfikir terlebih dahulu. Kerangka berfikir di ambild ari landasan teori. Jadi sebelum membuat hipotesis harus membuat landasan teori terlebih dahulu. Hipotesis yang dibuatmeskipun hanya sebagai dugaan sementara dari permasalahan yang akan diteliti namun harus dibuat berdasarkan fakta-fakta, teori, dan penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung pembuatan hipotesis.Setelah masalah dirumuskan , maka yang harus dilakukan adalah mengumpulkan keterangan-keterangan baik secara teori maupun dari fakta empiris yang berhubungan dengan permsalahan yang diperoleh dari buku, laporan hasil penelitian, wawancara, ataupun melalui pengamatan langsung di lapangan.
Kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permsalahan. Kerangka berfikir disusun berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah yang telah teruji kebenarannya.
Studi kepustakaan digunakan untuk menyusun landasan teori sebagai dasar pemecahan masalah penelitian untuk guna memperluas dan memperdalam pengetahuan untuk mengungkap masalah penelitian.
Fungsi landasan teori
- Memperoleh informasi tentang penelitian sejenis yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti
- Memperoleh metode atau pendekatan pemecahan masalah yang digunakan
- Sebagai sumber data sekunder
- Mengetahui historis dan perspektif permasalahan penelitiannya
- Memperoleh informasi cara menganalisis data yang digunakan
- Memperkaya ide
- Mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna dibidang yang sama.
B. Perumusan hipotesis
1. Pengertian hipotesis
- Scates(1954): sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta.
- Trealese(1960): suatu keterangan sementara dari suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati.
- Kerlinger(1973): pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.
Tahap-tahap pembentukan hipotesis
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran yang melalui tahap-tahap tertentu, antara lain1. Penentuan masalah
Penentuan masalah sangat diperlukan untuk melakukan penelitian selanjutnya sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik. (Baca: Cara membuat rumusan masalah yang baik dan benar)2. Hipotesis pendahuluan
Hipotesis pendahuluan merupakan hipotesis yang tidak diterapkan secara ekspisit karena hanya merupakan hipotesis yang digunakan untuk ujicoba3. Pengumpulan fakta
Jumlah fakta-fakta yang bisa ditemukan sangat banyak, namun yang digunakan untuk merupakan fakta-fakta yang relevan yang mendukung penelitian yang akan diteliti.4. Formulasi hipotesis
Hipotesis yang dibentuk merupakan hasil dari pengolahan/formulasi dari fakta-fakta yang dikaitkan satu sama lainnya5. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang diamati yaitu dengan verivikasi. Jika hipotesis cocok dengan fakta-fakta yang ada dinamakan dengan konfirmasi. Jika hipotesis terbukti salah maka dinamakan dengan falsifikasi.B. Kegunaan hipotesis
Perumusan yang kita lakukan sebenarnya sudah memiliki jawaban dari pertanyaan yang dibuat di perumusan masalah. Namun jawaban tersebut belum disertai data dilapangan sehingga harus diverivikasi dilapangan ketika melakukan penelitian. Dari perumusan masalah tersebut maka akan muncul hipotesis yang memberikan jawaban sementara yang cepat dengan berpatokan pada fakta-fakta, teori, dan penelitian-penelitian sebelumnya di landasan teori.C. Manfaat hipotesis
- Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan penelitian
- Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
- Hipotesis memberikan arah yang bertujuan pada penelitian
- Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
- Hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar salahnya dari hipotesis yang dibuat.
D. Ciri-ciri hipotesis
- Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah yang searah dengan tujuan penelitian
- Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dengan munujukkan hubungan antar variabel
- Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris
- Hipotesis harus bebas nilai yaitu tidak boleh didasarkan dari subjektifitas peneliti
- Hipotesis harus dapat diuji untuk menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diteliti
- Hipotesis harus spesifik yang menunjukkan kenyataan sebenarnya
E. Jenis-jenis hipotesis
Dua macam hipotesis:1. Hipotesis nol(Ho)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara satu variabel dan variabel lainnya.Contoh:
Judul: Pengaruh pemberian vitamin B12 terhadap pertambahan berat anak ayam.
Hipotesis nol: Tidak ada pengaruh pemberian vitamin B12 terhadap pertambahan berat anak ayam
Tugas: Coba buat judul penelitian dan hipotesis nol-nya
2. Hipotesis alternatif(H1)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Hipotesis ini di tulis dengan H1.Contoh:
Judul: Pengaruh pemberian vitamin B12 terhadap pertambahan berat anak ayam.
Hipotesis nol: Ada pengaruh pemberian vitamin B12 terhadap pertambahan berat anak ayam
F. Bentuk hipotesis lainnya
1. Hipotesis korelatif
Hipotesis tentang ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebihContoh:
Rumusan masalah: Adakah hubungan antara konsentrasi jumlah vitamin B3 yang diberikan dengan pertumbuhan anak ayam? Jika belum paham mengenai rumusan masalah bisa di perdalam disini(Baca: Cara membuat masalah yang baik dan benar)
Hipotesis:
Ho : Tidak terdapat hubungan antara antara konsentrasi jumlah vitamin B3 yang diberikan dengan pertumbuhan anak ayam
Ha : Terdapat hubungan antara antara konsentrasi jumlah vitamin B3 yang diberikan dengan pertumbuhan anak ayam.
2. Hipotesis komparatif
Hipotesis tentang ada atau tidaknya perbedaan anatar dua kelompok atau lebih. Membandingkan dua populasi/sampel yang berbeda namun dalam variabel yang sama atau membandingkan dua kejadian yang berbeda waktu namun variabel sama.Contoh:
Rumusan masalah: Bagaimanakah perbedaan kecepatan pertumbuhan ayam bangkok dengan ayam kampung?
Ho: tidak ada perbedaan kecepatan pertumbuhan ayam bangkok dengan ayam kampung?
H1: ada perbedaan kecepatan pertumbuhan ayam bangkok dengan ayam kampung?
G. Bentuk hipotesis
1. Hipotesis penelitian/deskriptif
Dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berfikir penelitian dan landasan teori.Contoh: Ada pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kedelai(H1)
2. Hipotesis statistik
Dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika.Contoh:
Ho:p=0 (tidak diterima)
H1:P≠0 (diterima)
H. Sikap peneliti terhadap hipotesis
- Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesis tidak terbukti.
- Jangan mengubah hipotesis
- Jangan abaikan hasil eksperimen
- Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
- Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
- Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi untuk memastikan hiptesis
I. Variabel
Variabel merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dan memiliki nilai serta dapat diubah atau berubab. Variabel adalah kondisi yang sengaja dikontrol atau diamati perubahannya pada sekelompok objek penelitian.Dua jenis variabel
1. Variabel bebas: suatu kondisi yang dikenakan atau dikontrol sehingga menimbulkan efek pada sekelompok onjek penelitian. Variabel ini bisa dirubah-rubah atau dibuat variasi2. Variabel terikat: suatu kondisi yang muncul sebagai repons dari dari adanya variabel bebas.
Contoh:
Judul: pengaruh lama perendaman terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
Variabel bebas: lama perendaman
Variabel terikat: pertumbuhan biji kacang hijau
Berdasarkan cara dan hasil pengukuran, variabel dibagi menjadi dua
1. Variabel kualitatif: kemakmuran, kepandaian, tingkat kemasaman2. Variabel kuantitatif: umur tanaman, tinggi pohon, diameter batang
Jenis variabel kuantitatif
1. Variabel diskrit: variabel yang hanya dikategorikan menjadi dua kutub yang berlawanan.Contoh: pria dan wanita, jantan dan betina, fertil dan steril
2. Variabel kontinum
a. Variabel ordinal: menunjukkan tingkat-tingkatan atau peringkat. Contoh: peringkat 1, 2, 3, dst.
Contoh lainnya: Sangat Tidak Setuju = 1, Tidak Setuju = 2, Tidak Tahu = 3 , Setuju = 4, Sangat Setuju = 5
b. Varibel interval: variabel yang memiliki jarak bila dibandingkan dengan variabel lainnya
Contoh: Umur 20-30 tahun = 1, Umur 31-40 tahun = 2, Umur 41-50 tahun = 3
c. Variabel rasio: variabel hasil pengukuran yang tidak memiliki nilai 0 mutlak.
Contoh: 3cm, 3.3cm, 4.5cm
Baca Juga Untuk memperdalam materi:
0 komentar:
Posting Komentar