Oleh sebab itu pada akhir 2017 dan 2018, NASA akan mengirim wahana bernama Lunar Flashlight dan Resource Prospector Mission(RPM) yang bertujuan untuk memetakan lokasi air di Bulan. Wahana Lunar Flashlight didesain dengan ukuran kecil, mirip seperti ukuran kaleng roti. Wahana ini akan meneliti persediaan air berwujud es di kawah-kawah dekat kutub Selatan Bulan dan tempat-tempat lainnya. Dinamakan Lunar Flashlight karena cara kerjanya memang mirip senter. Wahana Lunar ini sesampainya di dekat orbit Bulan, akan membentang seluas 80 meter persegi untuk kemudian menuju ke ketinggian 12 km di atas permukaan Bulan. Wahana tersebut akan bekerja seperti cermin. Cahaya matahari dipantulkan ke daerah yang gelap di Bulan, kemudian dengan menggunakan spektrometer inframerah, cahaya di kumpulkan dan dideteksi panjang gelombangnya. Dari situlah bisa diketahui wilayah mana saja yang mengandung air dan berapa banyak jumlahnya. nantinya air yang berwujud es itu akan diambil oleh manusia dan robot untuk kemudian diolah untuk kebutuhan misi di Bulan seperti untuk minum dan bisa juga menjadi hidrogen sebagai bahan bakar roket.
Selain wahana Lunar Flashlight, NASA juga akan mengirim rover(robot penjelajah) Bulan yang disebut Resource Prospector Mission (RPM). Rover tersebut akan mendeteksi air di Bulan hingga kedalaman 1 meter di bawah tanah. Rover itu dilengkapi dengan bor untuk menggali sampai kedalaman 1 meter untuk mengumpulkan sampel tanah. Sampel tersebut kemudian dipanaskan di dalam tempat seperti oven. Hasilnya bahan-bahan yang mudah menguap seperti air akan bisa dipisahkan dari tanah. Rover ini juga bisa mengekstrak Oksigen dari tanah Bulan. Oksigen kemudian akan digabungkan dengan Hidrogen untuk membentuk air. Teknologi ini disebut dengan in-situ resource utilization(ISRU). Teknologi ini semacam teknologi untuk memanipulasi materi menjadi materi lain yang lebih bermanfaat dan dibutuhkan. Teknologi ISRU ini juga akan diterapkan NASA di Mars. Salah satunya rover baru NASA untuk Mars yang akan membawa instrumen pembuat Oksigen. Oksigen akan dibuat dari Karbon Dioksida yang melimpah di Mars. Rover ini akan diluncurkan pada 2020 mendatang.
Beberapa pihak dikabarkan juga ingin mengambil air yang ada di Bulan seperti perusahaan swasta Moon Expressdan Shackleton Energy. Bukan tidak mungkin kalau China dan Rusia juga ingin mengambilnya, mengingat teknologi luar angkasa mereka juga sangat maju. Sepertinya NASA tidak ingin membiarkan mereka mengambilnya lebih dulu.
Sumber: (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)
0 komentar:
Posting Komentar