Micro Cyber 2 - Kali ini saya akan mengajak sobat semua untuk membahas tentang kabar unik. Pada beberapa negara di dunia, ganja yang dewasa ini digolongkan sebagai zat psikotropika merupakan bahan yang biasa dikonsumsi sehari hari. Ada yang dimanfaatkan sebagai rempah herbal pereda sakit ringan ataupun sebagai penyedap rasa masakan. Menyusul legalisasi ganja di beberapa negara, belakangan ini mulai bermunculan kuliner yang dipadu dengan ganja.
Makanan mengandung daun ganja ini disebut edibles. Sekarang ini edibles tampil dalam berbagai bentuk, mulai dari makanan kecil seperti permen, minuman, hingga makanan utama di restoran. Selama mematuhi regulasi yang berlaku, edibles ini bisa dikonsumsi dan dinikmati siapa saja tanpa kuatir terjerat hukum. Bahkan edibles telah menjadi daya tarik drug tourism bagi para wisatawan mancanegara. Ya sebenarnya tindakan ini merupakan salah satu tindakan Ilegal.
1. India dan Nepal
Di India ganja dianggap sebagai rempah tradisional yang konsumsinya telah dimulai sejak berabad abad lalu. Tak hanya untuk pengobatan herbal, ganja merupakan bagian penting dari tradisi pemujaan Dewa Siwa dalam agama Hindu. Menurut Wikipedia, ganja biasa diolah menjadi bhang, rempah kering yang terbuat dari ganja giling yang dibentuk bola bola.
Bhang ini biasa dijajakan penduduk lokal di Varanasi dan Bengal, India serta Bangladesh. Konsumsi bhang mencapai puncaknya pada hari raya Holi. Saat seperti ini penjual bhang menjamur di pinggir-pinggir jalan. Minuman ini disajikan dalam keadaan dingin. Warnanya kehijauan dan memiliki rasa yang dingin menyegarkan.
2. Phnom Penh, Kamboja
Di Kamboja, ganja merupakan komoditas yang dilarang untuk diperjualbelikan. Tetapi dalam bentuk makanan, daun ini justru menjadi daya tarik wisata kuliner bagi turis mancanegara. Salah satu kuliner ganja yang cukup populer bagi turis asing di Kamboja adalah happy herb pizza. Sesuai namanya, pizza ini diolah dengan rempah daun ganja yang bisa bikin siapa pun yang memakannya jadi happy alias bahagia.
Pizza dengan taburan daun ganja ini merupakan menu yang populer di kedai kedai makanan Kamboja, terutama daerah ekspatriat di Phnom penh. Di sepanjang jalan bisa ditemui kedai pizza atau pizzeria yang menyediakan menu happy herb pizza. Sebenarnya bukan hanya pizza saja yang disajikan dengan campuran daun ganja di kedai kedai ini. Biasanya mereka juga menawarkan minuman seperti banana milk shake atau jus mangga, semuanya dengan campuran ganja.
3. Colorado, Amerika Serikat
Colorado merupakan salah satu negara bagian di Amerika Serikat yang berani mengambil langkah kontroversial dengan melegalkan ganja. Perdagangan ganja yang diperbolehkan hanya sebatas untuk keperluan medis dan rekreasional terbatas. Dan konsumsi ganja secara bersama sama di tempat umum merupakan aktivitas yang dilarang. Para pengusaha di Colorado pun memanfaatkan undang undang ini dengan menawarkan berbagai produk ganja, termasuk ganja kering untuk keperluan medis dan edibles.
Untuk menyiasati larangan konsumsi di depan publik, dibukalah klinik klinik khusus yang memungkinkan pelanggan untuk mengonsumsi ganja secara pribadi. Dari sekian banyak klinik seperti ini, salah satu yang layak dikunjungi adalah Colorado Cannabis Facility. Di sini pelanggan bisa bersantai di ruangan nyaman ala spa sambil menikmati produk olahan ganja yang dipasok klinik dari berbagai vendor.
Ada aneka ganja kering, minyak ganja, dan tak ketinggalan edibles dalam berbagai varian. Mulai dari space cookies ( sebutan untuk kukis dengan campuran ganja ), kue kue ala bakery, cokelat batangan, lollipop, hingga susu dalam kemasan yang mengandung ganja.
4. Los Angeles, Amerika Serikat
Meskipun skala peredarannya masih kalah besar daripada Colorado, ganja untuk keperluan medis dan rekreasional terbatas juga bisa didapatkan di Los Angeles. Salah satu yang cukup populer belakangan ini adalah saus pizza dengan campuran ganja.
Podey Pizza, sebuah kedai pizza yang berbasis di Los Angeles baru baru ini telah meluncurkan edibles dalam bentuk saus pizza yang dikemas dalam botol selai dan dijajakan di toko toko legal yang menjual ganja untuk keperluan medis di di Los Angeles, San Francisco, Washington State, dan Colorado.
5. Amsterdam, Belanda
Belanda adalah salah satu negara yang dikenal paling toleran terhadap peredaran ganja. Untuk mematikan langkah para mafia pengedar narkoba, negara ini justru mengambil langkah pencegahan dengan melegalkan ganja untuk konsumsi pribadi.
Meskipun diatur dengan peraturan ketat, di Belanda menjamur kedai kedai yang memungkinkan pelanggan untuk menikmati ganja. Di Belanda kedai seperti ini disebut coffeeshop. Menurut Wikipedia sejumlah 105 dari 443 kota di Belanda memiliki minimal satu coffeeshop. Yang paling populer di antara turis mancanegara tentu saja coffeeshop di Amsterdam.
Makanan mengandung daun ganja ini disebut edibles. Sekarang ini edibles tampil dalam berbagai bentuk, mulai dari makanan kecil seperti permen, minuman, hingga makanan utama di restoran. Selama mematuhi regulasi yang berlaku, edibles ini bisa dikonsumsi dan dinikmati siapa saja tanpa kuatir terjerat hukum. Bahkan edibles telah menjadi daya tarik drug tourism bagi para wisatawan mancanegara. Ya sebenarnya tindakan ini merupakan salah satu tindakan Ilegal.
Berikut 5 tempat yang menyajikan makanan tercampur ganja :
1. India dan Nepal
Di India ganja dianggap sebagai rempah tradisional yang konsumsinya telah dimulai sejak berabad abad lalu. Tak hanya untuk pengobatan herbal, ganja merupakan bagian penting dari tradisi pemujaan Dewa Siwa dalam agama Hindu. Menurut Wikipedia, ganja biasa diolah menjadi bhang, rempah kering yang terbuat dari ganja giling yang dibentuk bola bola.
Bhang ini biasa dijajakan penduduk lokal di Varanasi dan Bengal, India serta Bangladesh. Konsumsi bhang mencapai puncaknya pada hari raya Holi. Saat seperti ini penjual bhang menjamur di pinggir-pinggir jalan. Minuman ini disajikan dalam keadaan dingin. Warnanya kehijauan dan memiliki rasa yang dingin menyegarkan.
2. Phnom Penh, Kamboja
Pizza dengan taburan daun ganja ini merupakan menu yang populer di kedai kedai makanan Kamboja, terutama daerah ekspatriat di Phnom penh. Di sepanjang jalan bisa ditemui kedai pizza atau pizzeria yang menyediakan menu happy herb pizza. Sebenarnya bukan hanya pizza saja yang disajikan dengan campuran daun ganja di kedai kedai ini. Biasanya mereka juga menawarkan minuman seperti banana milk shake atau jus mangga, semuanya dengan campuran ganja.
3. Colorado, Amerika Serikat
Colorado merupakan salah satu negara bagian di Amerika Serikat yang berani mengambil langkah kontroversial dengan melegalkan ganja. Perdagangan ganja yang diperbolehkan hanya sebatas untuk keperluan medis dan rekreasional terbatas. Dan konsumsi ganja secara bersama sama di tempat umum merupakan aktivitas yang dilarang. Para pengusaha di Colorado pun memanfaatkan undang undang ini dengan menawarkan berbagai produk ganja, termasuk ganja kering untuk keperluan medis dan edibles.
Untuk menyiasati larangan konsumsi di depan publik, dibukalah klinik klinik khusus yang memungkinkan pelanggan untuk mengonsumsi ganja secara pribadi. Dari sekian banyak klinik seperti ini, salah satu yang layak dikunjungi adalah Colorado Cannabis Facility. Di sini pelanggan bisa bersantai di ruangan nyaman ala spa sambil menikmati produk olahan ganja yang dipasok klinik dari berbagai vendor.
Ada aneka ganja kering, minyak ganja, dan tak ketinggalan edibles dalam berbagai varian. Mulai dari space cookies ( sebutan untuk kukis dengan campuran ganja ), kue kue ala bakery, cokelat batangan, lollipop, hingga susu dalam kemasan yang mengandung ganja.
4. Los Angeles, Amerika Serikat
Podey Pizza, sebuah kedai pizza yang berbasis di Los Angeles baru baru ini telah meluncurkan edibles dalam bentuk saus pizza yang dikemas dalam botol selai dan dijajakan di toko toko legal yang menjual ganja untuk keperluan medis di di Los Angeles, San Francisco, Washington State, dan Colorado.
5. Amsterdam, Belanda
Belanda adalah salah satu negara yang dikenal paling toleran terhadap peredaran ganja. Untuk mematikan langkah para mafia pengedar narkoba, negara ini justru mengambil langkah pencegahan dengan melegalkan ganja untuk konsumsi pribadi.
Meskipun diatur dengan peraturan ketat, di Belanda menjamur kedai kedai yang memungkinkan pelanggan untuk menikmati ganja. Di Belanda kedai seperti ini disebut coffeeshop. Menurut Wikipedia sejumlah 105 dari 443 kota di Belanda memiliki minimal satu coffeeshop. Yang paling populer di antara turis mancanegara tentu saja coffeeshop di Amsterdam.
Nah, itulah beberapa tempat dan macam-macam makanan yang pada pembuatanya menggunakan ganja. Kalau penasaran coba aja sob !? hihihi
sumber:http://kumpulan-berita-unik.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar