Siapakah nenek moyang bangsa Indonesia yang sebenarnya? |
Siapakah nenek moyang bangsa Indonesia yang sebenarnya ?
Benarkah manusia Indonesia sesungguhnya berasal dari China daratan yang berimigrasi ke Nusantara melalui Laut China Selatan?
Untuk mengetahui asal usul bangsa Indonesia, perlu mengetahui SEJARAH GEOLOGI, IKLIM DAN BIOTIKA di Nusantara.
Perpaduan ketiga unsur menciptakan daratan yang layak ditinggali manusia. Iklim dan sifat tanah yang sesuai dengan pertumbuhan berbagai macam tanaman akan menyediakan berbagai sumber pangan bagi manusia untuk membangun peradabannya.
Kepulauan Indonesia terbentuk pada jaman Glacial-interglacial akhir sekitar 125.000-10.000 SM. Bukti bukti inti-inti laut dalam, profil tanah yang mengandung serbuk sari, dari fauna molusca di endapan loess, penarikan gugusan karang bahwa intergalcial terakhir terjadi 120.000 tahun yang lalu.
Homo erectus di Pulau Jawa berusia 1,2 juta tahun, setara dengan peninggalan di China, tetapi HOMO ERECTUS di Jawa MEMBAWA CIRI Yang KHAS TERTENTU, sehingga Homo Erectus diJawa BERDIRI SENDIRI.
Untuk menepis tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, penelitian paling mutakhir di Kepulauan Halmahera, pulau Morotai dan Gebe telah terjadi kegiatan manusia Indonesia sejak 32.000 tahun yang lalu. Di Goa Pantai GOLO dan WETEF di lapisa bawah ditemukan alat serpiqhq dan batu koral untuk memasak,
Para ahli menduga bangsa Indonesia telah ada sejak 40.000 tahun yang lalu. Bukti yang paling meyakinkan adalah ditemukannya BELIUNG dan CANGKANG TRIDACNA DAN HIPPOPUS yang tepian diasah dan susunan batu koral konstruksi buatan manusia tertua telah ada sejak 10.000 SM.
INILAH BUKTI BAHWA ASAL USUL BANGSA NDONESIA bukan dari CHINA DARATAN. China masuk melalui Philipina antara 2.000 – 5.000 yang lalu.
Bellwood memperkuat pendapat Bulbeck, NENEK MOYANG INDONESIA TELAH TINGGAL DI INDONESIA Secara MANDIRI, menjadi saudara SEPUPU dari semua populasi yang ada di PAPUA, AUSTRALIA DAN KEP. PASIFIK sekitar 50.000 th yang lalu.
Pendapat yang selama ini di GEMBAR-GEMBORKAN ORANG bahwa nenek moyang Indonesia dari CHINA DARATAN, ternyata lebih memiliki UNSUR POLITIS dari pada UNSUR ILMIAHNYA. Hal ini dilakukan untuk MEMBUNUH KARAKTER ASLI BANGSA INDONESIA sebagai bangsa lautan yang besar.
Bukti-bukti KEBUDAYAAN yang dikumpulkan di seluruh Nusantara menunjukan PERBEDAAN yang MENCOLOK dengan budaya China daratan. Kebudayaan China daratan adalah kebudayaan yang kuat seperti besi, kukuh tidak pernah menyesuaikan/ terpengaruh oleh budaya lokal, perilakunya EKSLUSIF SEKALI dan MENJAGA IKATAN DARAH.
Dengan demikian, BANGSA INDONESIA BUKAN KETURUNAN DARI CHINA DARATAN, adalah benar rumusan yang disiapkan para pendiri negara kita dalam UUD 1945, pasal 6, Presiden adalah orang INDONESIA ASLI.
Semoga uraian diatas, menyadarkan semua anak bangsa dan meyakini jatidiri sebaagai bangsa Indonesia, bangsa besar, bangsa lautan yang telah mengarungi samudra dari madagaskar sampai ke kepulauan Pasifik.
Lingkungan kehidupan yang dikelilingi air, melahirkan karakter sederhana dan hidup secukupnya, tidak rakus, religius, dan wawasan luas.
Tawaran Kongkrit untuk INDONESIA !!!
Sebenarnya para leluhur kita telah menyiapkan sistim yang terbaik di dunia untuk negeri ini, tetapi bangsa ini mengabaikan karena dianggap tidak canggih, silau dan terpengaruh oleh sistim yang sedang dipakai oleh negara negara di dunia.Didera oleh keprihatinan yang panjang, menjadikan kedekatan diri kepada Sang Pencipta lebih kuat sehingga mampu menguak tabir menemukan contoh sistim yang paling sempurna, yang apabila diterapkan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara pasti akan berhasil membawa negara baldatun, toyibatun wa robbunghofur.
Sistim yang dibuat tangan Allah sendiri dan dijamin pasti baik.
Sistim apa itu dan apa contohnya ?
Sistim MUSYAWARAH dan contohnya pada DIRI MANUSIA itu sendiri
Didalam tubuh manusia, terdapat berbagai potensi
Potensi mata untuk melihat, potensi tangan untuk memegang, potensi kaki untuk berjalan, potensi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh, potensi mulut untuk makan/bicara. dan lain sebagainya.
Mereka difungsikan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan bekerja berdasarkan musyawarah dan muaranya tercipta keharmonisan didalam menyelesaikan tugasnya. Didalam kerhamonisan melahirkan etika dan muaranya menghasilkan estetika.
Bayangkan kalau tumbuh manusia bekerja berdasarkan konsep demokrasi, konsep kekuasaan, yang kuat akan mengkooptasi fungsi yang lain, yang akan dihasilkan adalah kehancuran. Mata tidak difungsikan waktu berjalan, karena fungsinya diambil oleh yang lain, apa yang terjadi?
Dari contoh sistim pada diri manusia, para leluhur mengindentifikasi potensi bangsa harus dikelola dengan konsep musayawarah.
Potensi yang diletakkan oleh Tuhan di bangsa bangsa yang mendiami Nusantara meliputi potensi keagamaan, potensi keilmuan, potensi persatuan, potensi etika dan budaya, potensi profesi harus dikelola dengan teknologi musyawarah.
Musyawarah adalah hak bicara, sehingga kalau kita bicara tentang kesehatan tentunya dokter yang berhak bicara bukan yang lain.
Tetapi saat ini yang digunakan demokrasi, hak suara sehingga siapapun bisa bicara walaupun bukan bidangnya, dan tidak aneh kalau Panglima TNI di fit and proper test oleh yang bukan ahlinya…Terhinakan
Dan benar ungkapan bijak mengatakan, kalau suatu perkara diberikan kepada yang bukan ahlinya, tunggu kehancurannya. Indonesia sedang menunggu kehancuran.
Dengan konsep demokrasi maka yang dihasilkan PENGUASA, bukan PEMIMPIN. Dan saat ini gonjang ganjing yang terjadi di negeri, mulai dari tingkat bawah sampai keatas sebagai akibat konflik perebutan kekuasaan Indonesia. Dalam perebutan kekuasaan yang ada hanya sifat iri, dengki, hasud dan menghalalkan segala cara untuk menggapainya.
Pertanyaannya,
Apakah tokoh agama berperan dalam mengahadapi degradasi moral?
Apakah para ilmuwan dinegeri ini berperan dalam mengolah sumberdaya yang melimpah dinegeri ini?
Apakah TNI berperan sebagai pagar negara yang melindungi segenap warga negara dan tumpah darah Indonesia?
Apakah para Raja, Sultan, Pemangku Adat berperan menjaga, memelihara dan mempertahankan etika dan budaya diwilayahnya masing masing ?
Apakah kaum kaum profesional berperan terhadap profesionalime yang dimiliki masing masing ?
Mereka hanya bisa bersuara, mereka tidak berperan, seandainya diperankan dia berperan sesuai peran yang harus dibawakan oleh memerankan.
Contoh : Tayangan tayangan TV yang tidak patut ditonton masyarakat dan bisa mempengaruhi iman seseorang, kaum kaum agama tidak punya kekuatan untuk menghentikan.
Bandung barat banjir, ITB tidak bisa berbuat apa apa, ITB hanya berfungsi untuk kampusnya, tapi tidak bisa berperan untuk masyarakat Bandung Barat.
Sudah waktunya kita mengambil sikap untuk menyelamatan NKRI, kita harus kembali ke Pancasila dan UUD 45.
Pertanyaannya,
Pancasila yang mana? Pancasila Orde lama kah? Pancasila Orde baru kah? Atau Pancasila yang membawa rahmatan lil alamin ?
Kalau yang terakhir pilihan, maka Pancasila harus menganut Sistim Majelis, yang meliputi,
- Mejelis Ketuhanan YME
yang duduk didalamnya kaum kaum agamawan, - Majelis Kemanusiaan yang adil dan beradab
yang duduk didalamnya para ilmuwan/ Cendekia - Majelis Persatuan Indonesia
yang duduk didalamnya TNI dan bala cadangan, - Majelis Kerakyatan yang dipimpinmoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
yang duduk didalamnya para Raja/ Sultan/ Pemanhku Adat, - Majelis Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
yang duduk didalamnya adalah kaum kaum pimpinan profesional.
Semoga bermanfaat dan jadi perenungan kita semua, dan semoga Allah segera mengangkat adzab dari negarai ini.
“PANCASILA BERDAULAT, BANGSA SELAMAT”
Salam Anak Bangsa
By Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto
Gambar By MKPN. Patsus Dede Sherman dan Patsus Citox
http://patriotgaruda.com/2016/05/30/siapakah-nenek-moyang-bangsa-indonesia-yang-sebenarnya/
0 komentar:
Posting Komentar