Home » » Cara Kerja Dan Kegunaan Relay

Cara Kerja Dan Kegunaan Relay

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsipinduksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar  tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.


Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika supply arus listrik ke lilitan diputuskan.





Penjelasan Gambar:


  1. Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun. Tuas akan turun jika tertarik oleh magnet ferromagnetik (elektromagnetik) dan akan kembali naik jika sifat kemagnetan ferromagnetik sudah hilang.
  2. Spring berfungsi sebagai penarik tuas. Ketika sifat kemagnetan ferromagnetik hilang, maka spring berfungsi untuk menarik tuas ke atas.
  3. Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact).
  4. NC Contact, NC (Normally Close). Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.
  5. NO Contact, NO (Normally Open). Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi ON.
  6. Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik. Berfungsi sebagai magnet buatan yang sifatya sementara. Menjadi logam magnet ketika lilitan dialiri arus listrik, dan menjadi logam biasa ketika arus listrik diputus.
  7. Aplikasi Rangkaian Pemicu Relay ini adalah rangkaian yang akan memicu relay untuk menjadi ON pada kondisi tertentu. Rangkaian pemicu ini biasanya memiliki sensor atau rangkaian timer (memanfaatkan 'time delay'). Rangkaian yang menggunakan sensor misalnya sensor suhu, sensor air, sensor cahaya, sensorarus, dll. Sedangkan rangkain timer misalnya timer pada mesin cuci,  dll.
Sebenarnya aplikasi relay banyak sekali. Dari mobil-mobilan, kulkas, lampu sein motor dan mobil, pompa air otomatis, hingga peralatan pada pesat terbang. Dari relay yang jenisnya kecil hingga yang mempunyai daya besar. Dari relai DC 5 volt, 12 volt hingga yang bervoltase tinggi. Keuntungan dari penggunaan relay sendiri adalah:

  • Kita bisa membuat rangkaian switch  otomatis tegangan  AC dan DC
  • Relay bisa digunakan pada tegangan tinggi
  • Relay juga menjadi solusi pada switch dengan arus yang besar
  • Bisa melakukan swith pada banyak kontak dalam waktu yang bersamaan
Jenis � jenis Relay
Sepertsaklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya.
  • Pole : banyaknya contact yang dimiliki oleh relay 
  • Throw : banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact 
Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :
  • DPST (Double Pole Single Throw)
  • SPST (Single Pole Single Throw)
  • SPDT (Single Pole Double Throw)
  • DPDT (Double Pole Double Throw)
  • 3PDT (Three Pole Double Throw)
  • 4PDT (Four Pole Double Throw)
Jenis Relay : 
  • Timing relay adalah jenis relay yang khusus. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : jka coil dari timing relay ON, maka beberapa detik kemudian, baru contact relay akan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC  contact). 
  • Latching relay ialah jenis relay digunakan untuk latching atau mempertahankan kondisi aktif input   sekalipun input sebenarnya sudah mati. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan kecuali unlatch coil diaktifkan. Simbol dari latching relay 
Rangkaian dan Simbol Relay 
Relay dengan contact lebih dari satu

Relay jenis Single Pole Double Throw (SPDT

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Arsip Blog